Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah inisiatif pemerintah untuk menyediakan makanan bergizi secara cuma-cuma, terutama untuk anak-anak usia sekolah (PAUD hingga SMA/SMK) serta ibu hamil dan menyusui. Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat, mengurangi stunting, mendukung prestasi belajar anak, serta menggerakkan ekonomi daerah dengan melibatkan UMKM lokal. Pelaksanaan program ini melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak dan ditargetkan untuk mencapai 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir tahun 2025.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah strategis pemerintah untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas. Program ini dirancang tidak hanya untuk mengatasi persoalan gizi, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia dan masa depan bangsa.
“Makan Bergizi Gratis pada dasarnya adalah penyediaan makanan bergizi tanpa biaya. Program ini lahir dari pengalaman saya selama bertahun-tahun berkampanye,” ujar Presiden Prabowo saat menghadiri Forbes Global CEO Conference 2025, di Hotel The St.Regis, pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Presiden mengungkapkan bahwa gagasan MBG berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi dan stunting di berbagai daerah. Dalam setiap kunjungan, Kepala Negara melihat sendiri anak-anak yang tampak jauh lebih muda dari usia sebenarnya akibat kemiskinan dan keterbatasan asupan makanan.
“Setiap kali saya datang ke sebuah desa, saya disambut anak-anak yang berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan. Saya sering berbicara dengan mereka. Saya tanya usia mereka, dan saya sering terkejut. Anak laki-laki kecil yang saya kira berumur empat tahun ternyata berumur sepuluh tahun. Anak perempuan yang saya kira berusia lima tahun, ternyata sudah sebelas tahun. Saat itulah saya melihat langsung, dengan mata kepala sendiri, stunting, kekurangan gizi, dan kemiskinan,” ucap Presiden Prabowo.
Kepala Negara menyebut bahwa program makan bergizi telah diterapkan di berbagai negara seperti India dan Brasil, yang terbukti membawa dampak sosial dan ekonomi positif. Ia menilai Indonesia memiliki kemampuan dan keberanian untuk melakukan hal serupa, sebagai bentuk keberpihakan terhadap anak-anak dan masa depan bangsa.
Hingga pertengahan Oktober 2025, pemerintah telah membangun 11.900 dapur MBG yang setiap hari melayani 35,4 juta anak dan ibu hamil, atau sekitar 35 persen dari target nasional. Presiden menegaskan bahwa meskipun masih terdapat tantangan di lapangan, pengawasan dan standar operasional terus diperkuat untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan.
“Tentu kami menghadapi kendala. Beberapa kasus keracunan makanan memang terjadi, namun dari total jumlah makanan yang kami distribusikan, angkanya hanya sekitar 0,0007 persen. Bahkan satu kasus pun tidak dapat diterima, tetapi dalam setiap upaya manusia, mencapai kesempurnaan nol kesalahan sangatlah sulit. Kami tidak mencari alasan, kami bertekad memperbaikinya,” ujar Presiden.
Lebih lanjut, Presiden menekankan bahwa MBG tidak hanya meningkatkan gizi anak-anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi daerah. Ribuan petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil kini mendapat pasar tetap untuk hasil mereka, sehingga roda ekonomi berputar hingga ke tingkat desa.
Belajar dari Praktik Makan Bergizi Gratis di Berbagai Negara
Secara global program makan bergizi gratis sejatinya telah menjadi kebijakan strategis di berbagai negara dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas SDM mesikpun dengan penamaan yang berbeda-beda. Berdasarkan data dari World Food Programme (WFP) tahun 2022, rata-rata negara di seluruh kawasan dunia sudah punya program makan gratis.
Hal ini tercatat dalam laporan The State of School Feeding Worldwide 2022 dari World Food Programme (WFP). Berdasarkan data WFP, pada 2022 setidaknya 53 negara di kawasan Eropa-Asia Tengah punya kebijakan makan bergizi gratis. Kemudian, negara-negara di kawasan Afrika-Sub Sahara juga memiliki kebijakan ini dengan total 44 negara.
Kawasan Amerika Latin-Karibia dengan jumlah 37 negara yang memiliki kebijakan makan bergizi gratis. Kawasan Asia Timur-Pasifik dengan 32 negara, Timur Tengah-Afrika Utara dengan 19 negara yang menerapkan kebijakan makan bergizi gratis.
Best practise yang dapat diambil dapat dicermati dari praktik program Bolsa Familia di Brasil yang berhasil menurunkan angka stunting di Brasil dari 19,5% pada tahun 2000 menjadi 7% pada 2019 atau School Lunch Program di Jepang yang telah diterapkan sejak tahun 1947 dan membuat Jepang memiliki angka stunting terendah di dunia saat ini, yakni 2,1%.
Keberhasilan negara-negara tersebut menunjukkan bahwa program pemberian makanan bergizi gratis memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi sebuah bangsa.
Makan Bergizi Gratis bukan sekadar program pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memahami bahwa membangun SDM unggul adalah fondasi utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dengan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, Indonesia akan mampu mencapai lompatan besar dalam pembangunan ekonomi, inovasi, dan daya saing global.
Program Makan Bergizi Gratis adalah wujud nyata komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas. Melalui implementasi yang sistematis dan terukur, program ini akan menjadi motor penggerak dalam mewujudkan visi SDM unggul dan Indonesia yang lebih maju di masa depan.
Kita tentunya berharap program yang akan mulai berjalan di Indonesia pada 2 Januari 2025 mendatang mendapatkan dukungan yang optimal dari beragam pemangku kepentingan sehingga program tersebut yang akan menyasar 19,47 juta orang dengan anggaran Rp. 71 triliun hingga akhir tahun 2025 dapat berjalan sesuai rencana dan membawa kemanfaatan dalam menciptakan SDM Unggul di Indonesia.
Kesuksesan dari implementasi program tidak hanya semata-mata menjadi tugas pemerintah diperlukan dukungan kolaborasi multisektoral dalam memastikan tataran implementasi berjalan sebagaimana yang diharapkan, mengingat pentingnya kemanfaatan program dalam membangun generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif sebagai investasi penting untuk masa depan SDM Unggul Indonesia Maju. Semoga.
Disadur Dari Berbagai Sumber







