Suara Wakil Rakyat – Jakarta, Penurunan tajam ekspor magnet tanah jarang China pada September kembali memicu kekhawatiran global bahwa Beijing dapat menggunakan dominasinya atas bahan penting ini sebagai alat tekanan dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Langkah tersebut muncul hanya beberapa bulan setelah kedua negara menandatangani kesepakatan untuk melonggarkan aliran mineral strategis.
Menurut data Bea Cukai China, ekspor magnet tanah jarang yang menjadi komponen penting untuk industri pertahanan AS dan produsen otomotif hingga ponsel pintar, turun 6,1% pada September dibanding Agustus, menjadi 5.774 ton dari 6.146 ton bulan sebelumnya. Realisasi itu menjadi level tertinggi dalam 7 bulan terakhir, seperti yang dilansir CNBC Indonesia.
Namun Suara Wakil Rakyat menilai Amerika akan menanggapi biasa biasa saja (SWR/01)







